Semi Final The Battle of Beauty Begins : Belanda vs Uruguay

Tak diragukan lagi Belanda hadir di Afsel sebagai tim yang mampu tampil sempurna dengan tak pernah menderita satu kalipun kekalahan bahkan sejak melakoni semua laganya di penyisihan Grup D.

Racikan strategi bermain yang diusung oleh sang arsitek, Bert Van Marwijk dinilai brilian dan dalam kemasan yang pas sesuai selera para pemain yang ada di timnya.

Marwijk dipandang sebagai pelatih jenius yang sangat berani melawan arus dengan meniadakan pola total football yang sudah terlanjur melekat pada permainan Robben dan kawan-kawan.

Kini jangan heran jika keindahan total football Belanda yang diciptakan Rinus Michels nyaris tak terlihat di Afsel. Para pemain saat ini lebih matang dan terlihat lebih berani dalam duel man to man terhadap pemain tim lawan.

Kemenangan atas tim-tim hebat sepanjang penyisihan seperti halnya Denmark, Jepang, maupun Kamerun serta menghancurkan Slovakia di perdelapanfinal ditambah lagi dengan mempecundangi juara Piala Dunia lima kali, Brasil di perempatfinal dipastikan membuat mental dan rasa percaya diri skuad Belanda semakin tinggi.

Hebatnya lagi kekuatan lini tengah Belanda semakin mentereng saja dari hari ke hari. Hasilnya bisa dilihat saat mereka mampu membuat Brasil tak berkutik meskipun dalam kondisi Belanda sudah terlinggal lebih dahulu 0-1 dari tim yang diarsiteki Dunga ini.

Dari penguasaan bola yang sempurna dari dua sektor sayap yang sama hidupnya sangat menunjang performa barisan penyerang Belanda dalam mengeksekusi bola-bola mati maupun menyelesaikan umpan-umpan terobosan para gelandangnya yang sukses membuahkan gol.

Hal inilah yang akan membuat partai akbar semifinal antara Belanda kontra Uruguay menjadi semakin menarik dimana keagresifan Belanda akan ditantang kesabaran dari permainan Uruguay yang cukup solid dalam membangun pertahanan yang kokoh.

Apa yang dilakukan oleh Belanda memang sedikit unggul dibandingkan dengan Uruguay. Kondisi ini bisa dimaklumi menyusul hasil terbaiknya kala menghadapi tim besar dunia hanyalah menahan imbang Tim Ayam Jantan, Perancis di laga perdananya di penyisihan Grup A.

Namun itupun harus diakhiri Uruguay dengan bermain kacamata alias imbang tanpa gol. Dan kemenangan mereka atas tuan rumah Afsel kemudian berlanjut pada Meksiko juga tak lantas membuktikan kehebatan mereka di pentas akbar empat tahunan ini.

Mungkin yang agak lumayan adalah saat Forlan cs mampu menumbangkan tim Asia semifinalis Piala Dunia 2002, Afsel dengan skor 2-1 di babak 16 besar. Tak terbantahkan jika saat itu Uruguay menampilkan kemampuan terbaiknya selayaknya gaya sepakbola latin yang ngotot dan offensif.

Akan tetapi lolosnya tim asuhan Oscar Tabarez ini ke empat besar banyak dipandang sebelah mata menyusul keberhasilan mereka sangat banyak dibantu oleh yang namanya dewi fortuna.

Ya, tak ayal keberuntunganlah yang membuat mereka bisa sampai bertemu dengan tim sekaliber Belanda di babak semifinal.

Tentu masih menempel di otak kita bagaimana saat Gyan gagal memencetak gol dari titik putih di detik terakhir jelang bubaran akhir pertandingan usai menjalani masa injury time.

Kala itu penalti harus diberikan kepada sang lawan, Ghana yang disebabkan aksi dari bomber Uruguay, Luis Suarez tertangkap basah oleh wasit menggunakan tangannya untuk menghalau bola masuk ke gawangnya.

Suarez yang harus menelan pil pahit karena dikeluarkan dari lapangan sesaat tampak sangat menyesali tindakannya akan tetapi begitu mengetahui Gyan gagal maka sontak seketika itu juga Suarez tampak sangat bahagia sebab pemenangnya harus ditentukan melalui adu penalti.

Kesiapan Uruguay dengan disertai mental yang lebih kuat memampukan mereka menyingkirkan satu-satunya wakil dari benua mutiara hitam, Afrika yaitu Ghana di perempatfinal dengan skor akhir 4-2 setelah dua tendangan pemain Ghana lainnya berhasil ditahan oleh Fernando Muslera.

Terlepas dari semua rangkaian kejadian yang menegangkan tersebut maka bisa disepakai bahwa perang antara Belanda dan Uruguay lebih kepada mental bertanding masing-masing tim yang sudah ditempa dari babak-babak sebelumnya.

Kesempurnaan Belanda masih perlu diuji kembali dengan semangat juang yang tinggi dari Uruguay. Di satu sisi Bert sudah pasti sangat mendambakan tiket final seperti yang sudah pernah diukir oleh Belanda di tahun 1974 dan 1978 meskipun saat itu mereka belum berhasil memboyong trofi Piala Dunia ke kampung halamannya.

Di sisi lain, Oscar juga tak mau kalah dengan berambisi membawa timnya menjadi juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya setelah mereka lakukan pada tahun 1930 dan 1950. Akan tetapi sebelum mimpi indah itu terwujud tak ada jalan lain bagi “Le Celeste” untuk terlebih dahulu melangkahi riwayat Belanda di semifinal dini hari nanti.

Pertarungan penuh sensasi ini akan dilangsungkan pada hari, Rabu (07/07) dini hari tepatnya pada pukul 20.30 waktu lokal setempat atau pukul 01.30 WIB. Stadion Green Point, Cape Town akan menjadi saksi sejarah perlanan kedua tim ini dengan dipimpin langsung oleh wasit asal Uzbekistan, Ravshan Irmatov.

Berikut analisa preview masing-masing tim yang akan berlaga di semifinal :

BELANDA : Peringkat 4 dunia

Bert Van Marwijk dinilai berhasil merubah gaya bermain Belanda yang awalnya mementingkan keindahan namun kini jauh berbeda sebab Tim Oranje telah mengarah kepada gaya permainan yang pragmatis dengan memprioritaskan kemenangan sehingga membuat para pemainnya mampu tampil beringas dan aktif di lapangan.

Banyak yang mengatakan bahwa Bert lebih baik dibandingkan para pendahulunya macam, Dick Advocaat atau Marco Van Basten. Uniknya sekalipun memang Belanda tak secepat biasanya justru membuat semua pemain mempunyai andil yang sama dalam membuat keseimbangan sepanjang laga 90 menit dimainkan.

Kini Belanda sedang berada di trek yang tepat dalam memburu Piala Dunia yang pertamakalinya di Afsel. Kondisi ini tentu saja tak akan pernah mereka sia-siakan dan tak ada pilihan lain kecuali menumbangkan Uruguay.

Melihat komposisi pemain yang akan berlaga nanti memang harus diakui Belanda lebih mumpuni dibandingkan dengan Uruguay. Di sinilah pentingnya dituntut kesadaran dari para pemain untuk mampu mengeksplorasikan semua talenta dan kelebihannya di lapangan guna merebut salah satu tiket emas menuju final Piala Dunia 2010.

Namun demikian memang tak ada salahnya jika Belanda juga tak perlu pede berlebihan mengingat mereka juga patut belajar dari kegagalan Inggris yang dihuni oleh banyak pemain bintang tetapi tak berdaya dibantai Jerman dengan skor menyakinkan 1-4 di perdelapanfinal.

Andaikan ke-11 pemain Belanda selalu dapat fokus dan tampil tenang dengan tetap menampilkan gaya bermain mereka sendiri saat menghancurkan Brasil niscaya tak ada alasan rasanya bagi Robben dan kawan-kawan untuk tidak menang saat laga dengan Uruguay.

Absennya dua pemain starter mereka, Van Der Wiel dan Nigel De Jong karena akumulasi kartu kuning memang sedikit banyak menimbulkan kekuatiran bagi Belanda. Oleh karena itu tak ada cara lain kecuali memaksimalkan peranan dari pemain alternatif lainnya seperti Khalid Boulahrouz yang akan menggantikan Wiel serta Demy De Zeeuw yang dicoba melapis De Jong.

Road To Semifinal

Babak Penyisihan Grup E :

vs Denmark 2 – 0

vs Jepang 1 – 0

vs Kamerun 2 – 1

Babak Perdelapanfinal :

vs Slovakia 2 – 1

Babak Perempatfinal :

vs Brasil 2 – 1

Pemain Kuci

MAARTEN STEKELENBURG : Pewaris tunggal yang terbaik untuk menggantikan masa keemasan Edwin Van Der Sar di bawah mistar.

Dengan postur tubuhnya yang menjulang tinggi dan besar membuatnya sangat tangguh dalam menghalau bola-bola atas.

Selain itu pemain kelahiran 22 September 1982 ini juga pemain yang cerdas dan cepat dalam membaca umpan lambung lawannya. Keistimewaannya terlihat jelas ketika lompatan atletisnya sukses menghalau tembakan Kaka di perempatfinal kontra Brasil.

Kejadian tersebut adalah momen terbaiknya diantara aksi-aksi menawan lainnya yang dilakukan oleh kiper nomor satu Belanda ini di Piala Dunia 2010.

Diyakini peranannya kala menghadapi Uruguay nanti akan sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi rekannya yang lain di barisan belakang dan membantu para partnernya di depan untuk jadi makin fokus melakukan serangan.

Prediksi Starting IX Timnas Belanda :

Formasi : 4 – 4 – 2

Pelatih : Bert Van Marwijk

Kiper : 1-Maarten Stekelenburg

Belakang : 4-Joris Mathijsen, 12-Khalid Boulahrouz, 3-John Heitinga, 5-Giovanni Van Bronckhorst

Tengah : 6-Mark Van Bommel, 10-Wesley Sneijder, 23-Rafael Van Der Vaart, 14-Demy De Zeeuw

Depan : 7-Dirk Kuyt, 11-Arjen Robben

URUGUAY : Peringkat 16 dunia

Partai semifinal nanti merupakan arena pembuktian Forlan dan kawan-kawan bahwa mereka tak bisa dipandang enteng oleh tim lain tak terkecuali Belanda.

Mental bertanding ditambah dengan semangat tempur yang berapi-api menambah kental aroma latin yang akan diperagakan oleh Uruguay untuk menundukkan tim superior seperti Belanda yang memiliki susunan pemain lebih komplit.

Persiapan dengan penekanan pada disiplin ala Oscar Tabarez yang sudah malang melintang di level klub di Amerika Selatan dan Eropa terbukti manjur.

Sempat ada indikasi bahwa para pemain Uruguay akan memainkan segala cara termasuk main frontal dan pressing ketat yang menjurus ke arah kasar untuk mengamankan peluang mereka menjadi satu-satunya wakil latin atau non Eropa demi mencegah terjadinya final sesama Eropa di Piala Dunia 2010.

Beban seperti inilah yang agak memberatkan Uruguay dari segi non teknis karena jelas mereka akan sangat terbebani secara psikologis dan banyak yang memperkirakan Uruguay bakalan tampil dengan tekanan yang cukup berat.

Ditambah lagi dengan bomber tersubur mereka, Luis Suarez yang sudah pasti positif absen membela Uruguay di lapangan kala semifinal nanti karena hukuman kartu merah yang diterimanya saat memenangkan pertandingan melawan Ghana di perempatfinal.

Kondisi inilah yang memicu suatu dugaan bahwa Uruguay akan tampil defensif dengan mengandalkan pertahanan yang rapat. Hal ini bukannya tanpa alasan sebab Forlan hampir dipastikan akan kehilangan tandem yang sepadan dengannya di lini depan.

Jika demikian maka tak ada pilihan bagi Oscar untuk memberikan kesempatan bagi Edinson Cavani untuk masuk sebagai starter menemani Forlan dalam membangun serangan tajam dan mematikan ke mulut gawang Belanda.

Road To Semifinal

Babak Penyisihan Grup A :

vs Perancis 0 – 0

vs Afrika Selatan 3 – 0

vs Meksiko 1 – 0

Babak Perdelapanfinal :

vs Korea Selatan 2 – 1

Babak Perempatfinal :

vs Ghana 1 – 1 (menang adu penalti 4 – 2)

Pemain Kunci

DIEGO FORLAN : Striker dengan nomor punggung 10 ini memang sangat tajam dan agresif dalam membongkar benteng pertahanan tim lawannya.

Gerakannya cepat dan mampu bermain cerdik sebab pemain kelahiran 19 Mei 1979 ini bukan saja sebagai striker murni tetapi juga mampu tampil sama baiknya dengan memberikan operan-operan terobosan yang akurat kepada partnernya yang ada di depan gawang lawan.

Dengan torehan tiga buah golnya sepanjang perhelatan Piala Dunia 2010, bomber haus gol yang kini merumput di Athletico Madrid ini sangat diandalkan untuk kembali merobek gawang lawan menyusul absennya Luis Suarez yang juga rekan abadinya di lini depan.

Permainannya yang lugas dan tak kenal kompromi memang mampu merubah paradigma pola bertahan Uruguay menjadi gaya menyerang yang efektif.

Prediksi Starting IX Timnas Uruguay :

Formasi : 4 – 4 – 2

Pelatih : Oscar Tabarez

Kiper : 1-Fernando Muslera

Belakang : 2-Diego Lugano, 16-Maximiliano Pereira, 22-Martin Caceres, 6-Mauricio Victorino

Tengah : 11-Alvaro Pereira, 15-Diego Perez, 14-Nicolas Lodeiro, 17-Egidio Arevalo

Depan : 7-Edinson Cavani, 10-Diego Forlan

Dua Catatan Rekor Pertemuan Terakhir Kedua Tim :

30-12-1980 Uruguay vs Belanda 2 – 0

15-06-1974 Belanda vs Uruguay 2 – 0

Prediksi Vibizdaily Big Match Belanda vs Uruguay : 55% : 45% (2-1, untuk kemenangan Belanda dan lolos ke babak final).

Tentang hidayat
Hanya seorang manusia biasa

One Response to Semi Final The Battle of Beauty Begins : Belanda vs Uruguay

  1. Ping-balik: The Making of The Repsol Honda Commercial « repsolhondahrc

Tinggalkan komentar